Upah yang diberikan jangan sampai tidak sesuai dengan biaya hidup."
Cianjur (ANTARA News) - Massa buruh di Cianjur, Jawa Barat, menggelar acara bakti sosial untuk merayakan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei (May Day) di lingkungan Situs Megalitikum Gunung Padang di Kecamatan Campaka, Senin.
"Ini merupakan puncak acar hari buruh yang satu hari sebelumnya telah dilakukan berbagai kegiatan, tercatat seribuan buruh hadir di Gunung Padang," kata Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja Tekstil, Sandang dan Kulit Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSI TSK SPSI) Cianjur, Hendra Malik, di Cianjur.
Ia mengatakan kegiatan tersebut diawali dengan keberangkatan rombongan dari Terminal Rawabango mengunakan puluhan kendaraan roda empat dan ratusan sepeda motor menuju Gunung Padang, kemudian digelar acara senam dan bakti sosial berupa khitanan massal, santunan dan donor darah.
Dia menjelaskan, pihaknya pada hari buruh kali ini tidak menggelar aksi unjukrasa yang dipusatkan di Bandung, namun menggelar bakti sosial dan berkunjung ke situs yang menjadi kebangaan warga Cianjur, dan tercatat sebagai salah satu situs tertua di dunia.
Namun, ia mengemukakan bahwa pihaknya juga mengirim seratusan orang sebagai perwakilan dalam aksi unjuk rasa di Bandung.
Dia menjelaskan, kegiatan buruh hari itu, tidak hanya terfokus di teras bawah atau gerbang masuk, namun secara bergantian ribuan buruh naik sampai ke puncak situs untuk melihat keindahan dan kemegahan Gunung Padang.
Dalam perayaaan hari buruh, ia berharap ke masa depan kesejahteraan mereka lebih meningkat dan tidak ada lagi pembatasan aturan yang merugikan buruh.
"Upah yang diberikan jangan sampai tidak sesuai dengan biaya hidup. Kalau bisa lebih tinggi karena regulasi yang ada selama ini, merugikan buruh harus dihapuskan," katanya menambahkan.
Perayaan hari buruh di Gunung Padang juga menjadi berkah bagi puluhan pedagang yang ada di kawasan tersebut, bahkan beberapa orang diantaranya mengaku mendapat keuntungan berlipat dari usaha warung makan dan kelontongnya.
"Jarang-jarang wisatawan yang datang langsung sebanyak ini, sehingga jualan yang kami jajakan cepat habis. Menjelang siang, saya sudah beberapakali memasak nasi dan menambah lauk pauk untuk memenuhi pesanan buruh," kata Anisah (38), pemilik warung nasi.
"Ini merupakan puncak acar hari buruh yang satu hari sebelumnya telah dilakukan berbagai kegiatan, tercatat seribuan buruh hadir di Gunung Padang," kata Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja Tekstil, Sandang dan Kulit Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSI TSK SPSI) Cianjur, Hendra Malik, di Cianjur.
Ia mengatakan kegiatan tersebut diawali dengan keberangkatan rombongan dari Terminal Rawabango mengunakan puluhan kendaraan roda empat dan ratusan sepeda motor menuju Gunung Padang, kemudian digelar acara senam dan bakti sosial berupa khitanan massal, santunan dan donor darah.
Dia menjelaskan, pihaknya pada hari buruh kali ini tidak menggelar aksi unjukrasa yang dipusatkan di Bandung, namun menggelar bakti sosial dan berkunjung ke situs yang menjadi kebangaan warga Cianjur, dan tercatat sebagai salah satu situs tertua di dunia.
Namun, ia mengemukakan bahwa pihaknya juga mengirim seratusan orang sebagai perwakilan dalam aksi unjuk rasa di Bandung.
Dia menjelaskan, kegiatan buruh hari itu, tidak hanya terfokus di teras bawah atau gerbang masuk, namun secara bergantian ribuan buruh naik sampai ke puncak situs untuk melihat keindahan dan kemegahan Gunung Padang.
Dalam perayaaan hari buruh, ia berharap ke masa depan kesejahteraan mereka lebih meningkat dan tidak ada lagi pembatasan aturan yang merugikan buruh.
"Upah yang diberikan jangan sampai tidak sesuai dengan biaya hidup. Kalau bisa lebih tinggi karena regulasi yang ada selama ini, merugikan buruh harus dihapuskan," katanya menambahkan.
Perayaan hari buruh di Gunung Padang juga menjadi berkah bagi puluhan pedagang yang ada di kawasan tersebut, bahkan beberapa orang diantaranya mengaku mendapat keuntungan berlipat dari usaha warung makan dan kelontongnya.
"Jarang-jarang wisatawan yang datang langsung sebanyak ini, sehingga jualan yang kami jajakan cepat habis. Menjelang siang, saya sudah beberapakali memasak nasi dan menambah lauk pauk untuk memenuhi pesanan buruh," kata Anisah (38), pemilik warung nasi.
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment