Elza Astari - detikNews
Jakarta - Misteri Gunung Padang di Cianjur, Jabar belum juga terpecahkan secara keseluruhan. Situs megalitikum ini masih perlu dieksplorasi guna mendapatkan hasil maksimal. Pengungkapan Gunung Padang akan memberi bukti bahwa Indonesia memiliki peradaban besar tak kalah dengan negara lain.
"Perbandingannya dengan Machu Picchu di Peru," kata Ketua Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) sekaligus pengajar di Departemen Arkeologi UI, Ali Akbar dalam diskusi yang digelar CIDES di Hotel Ambhara, Jaksel, Rabu (30/4/2014).
Ali menjelaskan, situs Gunung Padang ini sudah ditemukan sejak 1914, jadi ini bukan sebuah temuan baru. Namun uniknya, situs Gunung Padang tidak diapa-apakan, sampai ada warga yang datang dan menemukan tumpukan-tumpukan batu. Warga kemudian melaporkan lagi keberadaan situs ini kepada pemerintah, pada 1979.
"Baru sejak itu kegiatan penelitian mulai dilakukan oleh berbagai instansi dan beberapa peneliti, tim maupun individu. Isu kita adalah situs ini dipugar sejak tahun 1985 namun hanya puncaknya saja. Tahun 90-an sudah dijadikan obyek wisata. Bentuknya punden berundak yang memiliki lima tingkat sampai di pucaknya. Ada 5 teras. Teras kedua disebut sebagai mahkota dunia, entah mengapa," urai peneliti yang memiliki akun twitter @arkeologkeren ini.
"Sebaiknya riset ke depan itu multidisiplin. Kalau kita kerjasama untuk bangsa akan lebih baik," tambah dia.
Ali menguraikan, lapisan atas Gunung Padang setelah diteliti usianya sekitar 500 tahun sebelum masehi, bahkan lebih tua daripada Borobudur. "Setelah melakukan uji karbon, kesimpulannya konstruksi ini sudah dikenal di Indonesia 2.000 tahun sebelum di Peru. Kita nggak cuma uji di Indonesia, kita bahkan uji ke Miami," tegas dia.
Ali menjelaskan, batu yang ada di situs memang alami, tapi susunannya tidak alami yang artinya dibuat oleh orang. "Situs Gunung Padang menjadi ajang pembuktian hipotesis bahwa bencana (katafori) mampu mengubah muka bumi peradaban dan populasi manusia. Harapan kami penelitian terpadu di Situs Gunung Padang ini diteruskan dan dituntaskan," tutup dia.
(ndr/mad)
Jakarta - Misteri Gunung Padang di Cianjur, Jabar belum juga terpecahkan secara keseluruhan. Situs megalitikum ini masih perlu dieksplorasi guna mendapatkan hasil maksimal. Pengungkapan Gunung Padang akan memberi bukti bahwa Indonesia memiliki peradaban besar tak kalah dengan negara lain.
"Perbandingannya dengan Machu Picchu di Peru," kata Ketua Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) sekaligus pengajar di Departemen Arkeologi UI, Ali Akbar dalam diskusi yang digelar CIDES di Hotel Ambhara, Jaksel, Rabu (30/4/2014).
Ali menjelaskan, situs Gunung Padang ini sudah ditemukan sejak 1914, jadi ini bukan sebuah temuan baru. Namun uniknya, situs Gunung Padang tidak diapa-apakan, sampai ada warga yang datang dan menemukan tumpukan-tumpukan batu. Warga kemudian melaporkan lagi keberadaan situs ini kepada pemerintah, pada 1979.
"Baru sejak itu kegiatan penelitian mulai dilakukan oleh berbagai instansi dan beberapa peneliti, tim maupun individu. Isu kita adalah situs ini dipugar sejak tahun 1985 namun hanya puncaknya saja. Tahun 90-an sudah dijadikan obyek wisata. Bentuknya punden berundak yang memiliki lima tingkat sampai di pucaknya. Ada 5 teras. Teras kedua disebut sebagai mahkota dunia, entah mengapa," urai peneliti yang memiliki akun twitter @arkeologkeren ini.
"Sebaiknya riset ke depan itu multidisiplin. Kalau kita kerjasama untuk bangsa akan lebih baik," tambah dia.
Ali menguraikan, lapisan atas Gunung Padang setelah diteliti usianya sekitar 500 tahun sebelum masehi, bahkan lebih tua daripada Borobudur. "Setelah melakukan uji karbon, kesimpulannya konstruksi ini sudah dikenal di Indonesia 2.000 tahun sebelum di Peru. Kita nggak cuma uji di Indonesia, kita bahkan uji ke Miami," tegas dia.
Ali menjelaskan, batu yang ada di situs memang alami, tapi susunannya tidak alami yang artinya dibuat oleh orang. "Situs Gunung Padang menjadi ajang pembuktian hipotesis bahwa bencana (katafori) mampu mengubah muka bumi peradaban dan populasi manusia. Harapan kami penelitian terpadu di Situs Gunung Padang ini diteruskan dan dituntaskan," tutup dia.
(ndr/mad)
0 comments:
Post a Comment